Ika Candra Destiyanti : Dosen Unisa
Hari ini mungkin ada diantara kita terbesit jumawa akan proses yang bisa ternegosiasi atau merasa hopeless terhadap proses yang jalan di tempat. Namun tak banyak yang memaknai setiap artefak kehidupan yang telah di lalui.
Sukses -sebut saja makna ketuntasan seseorang terhadap suatu tujuan- yang selalu di gembor gemborkan sebagai sebuah proses mulus tanpa hambatan dan makna sebaliknya adalah gagal signifikasi dengan hancur, kecewa, kalah ataupun patah.
Namun banyak pejuang yang menjalani proses belajar ini dengan banyaknya kegagalan maupun ketidakberuntungan yang di terimanya. Mereka yang menjelma menjadi pribadi yang kuat dan tahan banting menerima ujian mampu menjadi sosok motivator untuk orang orang yang tengah berjuang mempertahankan diri untuk tetap berjuang dan bangkit maupun bertahan agar tidak hancur. Lalu bagaimanakah kita merefleksikan kegagalan?
Bill gates, tokoh dunia penemu microsoft adalah survivor yang menyatakan dirinya tidak pernah menyerah pada kegagalan mesin pemrosesan data yang akhirnya bisa bangkit dari puluhan kegagalaan yang di terimannya. Sedangkan kisah Colonel Sanders yang hasil karyannya dapat kira nikmati setiap saat baru menemukan resep rahasia ayam goreng di usianya setengah abad. Lalu bagaimana mereka yang termasuk tokoh tokoh dunia tetap bertahan dalam proses belajar yang tidak selalu membahagiakan?
Banyak orang berpendapat orang yang gagal adalah orang yang tidak mau belajar. Karena belajar dari kegagalan tidak selalu menyenangkan bagi setiap orang. Atau karena memaknai setiap refleksi kegagalan tidak selalu mudah dilakukan. Banyak perdamaian perdamaian yang perlu di lakukan di setiap kejadian yang menyebabkan trauma. Banyak pertimbangan pertimbangan untuk tidak melawan trauma dengan berdamai dengan kegagalan tersebut. Dan selanjutnya membiarkan kehidupan berjalan mengalir tanpa usaha memperbaiki kualitas diri.
Tulisan ini terilhami dari guru dan insprator saya yang sukses berjuang menembus puluhan kegagalan dalam hidupnya ratusan keyakinan untuk bangkit dan terus mencoba memperbaiki kualitas diri sehingga bisa bersanding dengan tokoh tokoh sukses dunia lainnya. Bangkit dari kegagalan sebenarnya proses belajar yang sangat panjang didalamnya terdapat 3 hirarki proses
1. Fail
Lapisan pertama adalah mengenali kegagalan yang kita alami kemudian tentukan visi yang akan kita menangkan melalui proses belajar tersebut. Orang yang selalu bergeser tujuan mimpinya akan lama juga menemukan fokus pencapaiannya karena setiap mimpi yang ingin kita wujudkan tidak bisa kita menangkan dengan sekali dayung dua tiga mimpi terlampaui. Setiap mimpi yang kita inginkan membutuhkan pencapaian tahapan satu demi satu.
Sama halnya seorang pemancing yang hanya memiliki satu kail pancing kemudian iri melihat pemancing lain menjaring ikan dengan pukat harimau dengan sekali jaring, bermimpi hanya dengan satu kali lemparan kail untuk mendapatkan ikan yang banyak hanya akan merusak kail pancingnya saja. yang sebenarnya perlu kita lakukan adalah sabar menunggu ikan yang datang dengan satu kail pancing yang kita miliki dengan kekuatan satu kali yang kita lemparkan. Pada akhirnya hasil pancingan kita dari kail pancing yang kita miliki akan sama banyaknya dengan pemancing yang menggunakan pukat harimau yang dimilikinya.
2. Struggle
Seberapa besar kekuatan bertahan untuk menjalani proses belajar ini akan menentukan kualitas diri kita. Hasil dari proses belajar adalah perilaku sehingga ketangguhan dari usaha kita akan membentuk pribadi dan karakter diri kita sendiri. Untuk menjaga konsistensi belajar kita membutuhkan energi positif yang datang dari dalam dan dari luar diri kita.
3. Win
Kemenangan bukan akhir dari segalannya namun bagaimana menjaga kemenangan menjadi identitas diri kita adalah menjadi ujian selanjutnya. Bagaimana kita dinamis dengan perubahan perubahan yang ada dan tetap menunjukan eksistensi sejatinya. Selanjutnya kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk mempertahankan mimpinya adalah memiliki motivasi yang berimbang terhadap visi yang ingin diraih, membersamai ornag orang yang mendukung terwujudnya visi tersebut dan kemampuan kemandirian bisa bertahan di zona nyaman.
Bukan menjadi orang yang ketika gagal dan tidak mau mencoba namun bagaimana menjadi orang yang gagal dan mencari cara untuk berusaha dan mencoba kembali adalah sejatinya kekuatan untu meraih sukses.***
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.