Menurut O’Shaughnessy, seperti yang dikutip Firmansyah (2008), marketing politik berbeda dengan marketing komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk “menjual” kandidat kepada pemilih, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana seorang kandidat dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Disamping itu, marketing politik merupakan teknik untuk memelihara hubungan dua arah dengan baik.
Juga paradigma dari konsep marketing politik yaitu lebih dari sekedar komunikasi politik yang diaplikasikan dalam seluruh proses bukan hanya terbatas pada kampanye saja, namun mencakup bagaimana cara memformulasikan produk politik para kandidat melalui pembangunan simbol , image , platform dan program yang ditawarkan.
Pemilihan Kepala desa yang begitu khas dengan culture keadaan masyarakat yang selalu mengedepankan harapan , kepercayaan atau trust kepada kandidat yang begitu melekat. Di Kab.kuningan dengan diadakannya Pilkades serentak tanggal 28 November 2021 menjadikan hal yang seksi untuk dikawal karena pilkades memiliki suasana politik yang sangat kental.
Berbicara money politik bukan hal yang tabu lagi dalam pra pemilihan namun apa yang kita ketahui money politik akan mencederai sucinya demokrasi. Yang ditakutkan Ketika berkampanye banyak calon gembar gembor mengajak masyarakat menolak money politik, tapi diam diam si marketing politik membagi bagikan uang kepada masyarakat.
Harapan saya semoga pilkades serentak berjalan dengan aman tentram mengedepankan pesta demokrasi desa yang sehat. Tak lupa juga bagi para marketing politik harus jauh dan konsisten untuk tidak melakukan money politik, jual lah ide program dan gagasan yang real dan secara lugas. Beri masyarakat kepercayaan untuk memiih para kandidat nya, jangan ada itu yang namanya serangan fajar dengan bagi bagi amplop dengan alasan untuk memilih kandidatnya.
Fery Rizkiana Tri Putra S.Hut (Presma Uniku 2019)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.