suarakuningan.com - Ratusan bonsai mengikuti pameran dan kontes lokal terbuka Cipasung Anjung Tandang pada 27 - 29 Mei 2022 di Obyek Wisata Sagara, Desa Cipasung, Kecamatan Darma.
Lomba yang memperebutkan piala Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kuningan ini diikuti oleh peserta sebanyak 500 tanaman bonsai dari Kabupaten Kuningan, Sumedang, Majalengka, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Cirebon, Indramayu dan Brebes.
Bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
Tanaman kerdil ini termasuk tanaman yang langkah dan memiliki nilai estetika yang tinggi, siapapun yang melihatnya pasti tertarik, selain itu memiliki nilai jual yang tinggi.
Penasehat PPBI Cabang Kuningan, Redi mengatakan konter terbuka tanaman Bonsai di Kecamatan Darma adalah kali ke-tiga. "Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007 di Darmakola, kemudian tahun 2011 di Waduk Darma dan sekarang di Obyek Wisata Sagara," katanya.
Dalam kontes terbuka tersebut terdapat tiga kelas yang dipertandingkan yakni Jadi, Prospek dan Tunggul. "Dengan berbagai jenis tanaman bonsai , baik lokal dan import. Mayoritas peserta yang mengikuti dari pemula," ujarnya.
Sedangkan penilaian tanaman bonsai dilihat dari keindahan, umur, dan pemeliharaan. "Karena bonsai itu baru enak dipandang bila sudah 10 tahun ke atas, dan saat merawatnya juga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan," sambungnya.
Rendi berharap dengan kontes tersebut dapat menumbuhkan rasa kesukaan dari generasi muda dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memelihara tanaman bonsai.
Dalam kegiatan pameran tersebut, tak hanya bisa melihat adu cantik tanaman bonsai saja, rupanya para pengunjung juga bisa melihat indahnya estetika tanaman bonsai yang telah meraih banyak piala. "Jadi bonsai eksibisi, yaitu tanaman yang telah meraih banyak kejuaran sehingga tak diperbolehkan untuk ikut pertunjukan. Jadi mereka hanya dipamerkan, harganya berkisar antara puluhan hingga ratusan juta rupiah," sambungnya.
Sementara itu, penggemar bonsai sejak 1989 , Ayong asal Desa Paninggaran, Kecamatan Darma, mengaku senang dengan adanya kontes terbuka tersebut. "Ada kepuasan tersendiri saat merawat dan mengikut sertakan bonsai itu dalam pertandingan," terang Ayong.
Ayong sendiri telah memiliki pengalaman mengkitu pertandingan dan berhasil menjadi juara di kelas Jadi dan Prospek. "Sebelumnya pernah dapat di Cirebon, dulu harganya Rp. 2 juta sekarang sudah menjadi Rp. 10 juta. Sekarang saya membawa enam pohon untuk kejuaraan ini," ujarnya.(ARK/red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.