suarakuningan.com - Generasi Muda Masjid Agung Syi’arul Islam Kabupaten Kuningan melaksanakan Dialog Kebangsaan “ Pembentukan karakter untuk meningkatkan Rasa Nasionalisme dikalangan Pemuda dan Remaja” di Aula Masjid agung Syi’arul Islam Kuningan .
Kegiatan ini di buka oleh Bupati kuningan yang di wakili oleh asisten Permerintahan dan Kesra Setda Kabupaten kuningan ( Drs. H. Nurahim, M.Si)
Asep Kamaludin, S.IP selaku Pembina Gemma SI menyampaikan tujuan ini menanamkan rasa nasionalisme terhadap generasi muda dan kegiatan ini paling penting bagi negara agar dapat di sebarkan kedalam masyarakat sebagai wujud kita terhadap Bangsa dan Negara. Acara ini di ikuti 100 peserta daroi perwakilan pelajar / ROHIS SMA/ SMK
“ Worksop Dialog Wawasan kebangsaan dapat dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, komunitas, desa, hingga skala yang lebih besar seperti Negara, empat konsensus dasar merupakan aspek penting yang harus ditanamkan mulai dari diri sendiri,”ujar Asep. Kamaludin.
HR. Yayan Sofyan Dalam sambutannya nilai-nilai dalam empat konsensus dasar mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, NKRI, dan semboyan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Dalam semboyan itu, ia menekankan pada aspek persatuan dalam setiap perbedaan yang ada.
Bupati Kuningan dalam sambutannya menyampaikan bahwa nilai-nilai kebangsaan kita telah mengalami pasang surut. Kalimat indah yang dirangkai Mpu Tantular, yakni Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa yang kemudian menjadi slogan nasional Bhineka Tunggal Ika yang seharusnya memberi pengaruh yang kuat pada karakter hidup bangsa kita, sepertinya kini sudah mulai tergeser dengan kepentingan-kepentingan pribadi ataupun golongan.
Berbagai keributan yang muncul mencerminkan adanya ambisi untuk menjadi pemenang dan menjadi penguasa disegala bidang dengan berbagai cara, tidak peduli jika tindakannya itu merugikan dan mengorbankan kepentingan orang, golongan lain maupun masyarakat luas.
Sebagaimana konsep pendidikan berwawasan kebangsaan Ki Hajar Dewantara, yakni pendidikan yang selaras dengan kehidupan dan budaya bangsa, bertujuan untuk menyatukan seluruh elemen bangsa yang berbeda-beda budaya, ras dan adat istiadat dalam satu perjuangan di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh elemen bangsa harus merasa satu kesatuan dengan bangsa sendiri, rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dalam kehendak menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin, luhur akal budinya, serta membangun anak didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa satu kesatuan yang dimiliki tiap elemen bangsa akan membentuk bangsa yang bersatu, mampu memperkuat rasa kesatuan, pada akhirnya akan terbentuk masyarakat yang bersatu pula.
Indonesia ada sebuah peradaban yang mempesona melalui gagasan negeri yang dibangun dari landasan tradisi dengan konsep negara modern. Indonesia itu hebat, mampu menghasilkan orang-orang terdidik dan tercerahkan. Dan sekarang, kita menghadapi arus globalisasi dengan segala bentuk modernisasinya dalam semua aspek kehidupan. Artinya, dalam kondisi seperti sekarang ini kita harus tetap mewaspadai dan mempersiapkan diri dengan baik terhadap kehadiran kembali penjajahan dalam bentuk yang berbeda bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Bupati menambahkan, "Oleh karena itu saya menyambut baik diselenggarakannya Dialog Kebangsaan ini, dengan harapan akan tumbuh wawasan kebangsaan pada masyarakat, sehingga pada saat memasuki Tahun Generasi Emas 2045 nanti, kita kita sebagai generasi muda telah siap melanjutkan perjuangan mempertahankan jerih payah para pahlawan kita yang telah membebaskan negara kita dari penjajah."
"Sekaranglah saatnya kita mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa yang tidak sebatas tawar-menawar, tetapi dengan tawaran kehidupan budaya dan rasa kebangsaan yang lebih hangat. Senantiasa membangun persamaan dan kebersamaan untuk menuju adicita bangsa, bersatu dalam karya, beragam dalam kreatifitas, mengabdi dan berbakti untuk bangsa dan negara. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI adalah harga mati, tidak bisa di tawar lagi," ujarnya.
"Saya berharap, hendaknya Dialog Kebangsaan ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk menyadarkan masyarakat bahwa kekerasan yang berujung pada in-toleransi dan radikalisme tidak dapat ditolerir sekecil apapun. Mudah-mudahan momentum ini dapat memotiviasi semua untuk memulai melangkah mewujudkan Kuningan yang Maju, Kuningan yang Rapih Winangun Kerta Raharja. Setiap agama, aliran, dan pemikiran tertentu selalu memiliki makna dan tujuan yang sama, sebabnya persatuan merupakan hal yang mutlak dalam keberagaman yang ada,”papar dia.
KBO Intel Polres Kuningan menyampaikan pentingnya wawasan kebangsaan bagi generasi milineal dalam pengabdian kepada NKRI.
Dikatakan oleh KBO Intel dengan pendidikan Pancasila akan meningkatkan akhlak mulia dan pembangunan karakter bangsa. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan dalam mempersatukan Indonesia.
“Ayo berjuang untuk kedaulatan Indonesia sesuai porsinya masing-masing. Bisa memberikan wawasan biar sama-sama mencintai Tanah Air Indonesia,”ajak dia.
Sementara M. Hafid dari Sat Bimas Polkres kuningan menyampaikan penguatan Nasionalisme melalui Wasbang Indonesia merupakan Negara yang banyak mempunyai sumber daya alam yang besar sebagai sumber daya penduduk yaitu Agama meskipun ada berita – berita miring yang belum sah pembenarannya tentara yang selalu ada digaris terdepan mengharumkan negara bangsa kita gambaran indonesia bangga kita punya Indonesia mengagumi atas aset Bangsa dan negara sumber daya Alam sumber daya manusia, dan sumber daya pendukung.
“melalui wasbang Bangsa yang kuat, rukun bersatu, berdaya saing tinggi, sejahtera terjaganya sejarah kebangsaan indonesia dan cinta NKRI meningkatkan kualitas penangkal maya demi lestarinya Bangsa,” pungkasnya.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.