Sayup lonceng peringatan berbunyi, bisik-bisik masa bakti hampir habis. Kasak-kusuk mulai merasuk. Orasi gambar menghias pohon-pohon tak berdaun, bendera bertebaran, berkibar pada tiang-tiang tak bertuan, terpasang tanpa mengucap salam.
Sedang realisasi tak sepenuhnya seperti janji. Jika kemarin tak penuhi masihkah ada percaya atas janji pasti di tepati? Eja huruf dengan baik, baca setiap kata yang terucap dengan awas, dengar semua yang teringkar dengan benar.
Agar tak lagi terpukau bebatuan yang serupa savir nyata hanya butiran pasir. Tak lagi terlena oleh rupa berkarisma. Tajamkan mata, pandang lebih jauh dan luas. Tegaskan pendengaran agar tak salah menerima kabar dan berita.
Populasi bertambah, polusi meruah, hidup terus bertumbuh. Mampukah bertahan bersama peran berbalut intrik dan licik. Berdiri tetap dengan kondisi yang tak banyak berubah, tapi tetap menjadi manusia bernurani.
Atau menjadi bagian dari para bunglon. Dengan wajah beraneka rupa dan topeng yang setiap saat berganti. Simetris dengan lukisan desa-desa di tepian hutan. Berkawan dengan kayu bakar, bersenyawa dengan kabut, mesra menikmati pagi dan kopi murni.
Aromanya menentramkan, mampukah tetap nyaman selamanya bersahabat dengan pepohonan. Meski kini terusik berisik moncong-moncong bergigi baja, tajam tak berperasaan. Membabat dahan-dahan yang lama ditanam.
Warna-warni bendera, berkibar memapar suara-suara gahar. Demi kursi-kursi beralas kekuasaan dengan mandat-mandat yang tersendat tak seutuhnya mewujudkan harapan rakyat. Mari berpandai-pandailah mengenali topeng yang dikena.
Kenali warna, telaah visi, jelajahi bukti nyata, bukan hanya kata seucap fatamorgana. Dan tak pernah ada realisaasinya. Maka berhati-hatilah menetukan pilihan, karena mulai hari ini kedepan, akan terlihat wajah-wajah samaran. Kuningan, 210622
Semangat selalu Bu Ver, MasyaAllah keren 👍
BalasHapus