oleh Lala Nurma
Menanggapi viralnya sebuah video yang beredar, dimana dalam video tersebut menampilkan saat seorang qori'ah Internasional bernama Nadia Hawasyi yang tengah melantunkan ayat suci Al-Qur'an sedang disawer oleh dua orang lelaki, yang layaknya menyawer seorang biduan. Salah satu dari lelaki tersebut bahkan dengan beraninya menyelipkan uang di sela-sela kerudung (bagian wajah) qori'ah tersebut, padahal ia bukan mahramnya. Meskipun itu kejadian lama yang kembali diunggah oleh seorang warganet di Twitter, namun fenomena yang tak biasa itu justru membuat geram dan menuai banyak kecaman dari publik termasuk MUI.
Dilansir dari liputan6.com, menurut Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis, aksi tersebut melanggar nilai-nilai kesopanan dan tak sepatutnya terjadi. Beliau memohon kepada ulama dan tokoh masyarakat untuk menolak ini dan jangan menganggap ini sebagai tradisi yang baik. Karena jelas cara ini bertentangan dengan ayat-ayat yang dibaca qoriah, pesannya seperti dikutip dari Antara, (Kamis, 05/01/2023).
Menurut pengakuan Jupri salah satu lelaki yang menyawer tersebut, dilansir dari pikiranrakyat.com, dikatakan bahwa ia sudah sejak lama mengidolakan Nadia, karena selama ini ia hanya melihatnya di Youtube saja, (Sabtu, 07 Januari 2023). Jadi, untuk meluapkan rasa senangnya karena bisa bertemu langsung dengan idolanya ia pun lantas menyawer Nadia sebagai bentuk rasa syukur karena bisa bertemu, sayangnya cara yang dia lakukan bukannya menuai pujian justru kecaman dari publik. Hal ini merupakan suatu hal yang lumrah dalam sistem sekuler yang menjadikan umat semakin jauh dari ajaran agamanya, salah satunya dengan desakralisasi Al-Qur'an yang menjadikan hilangnya maruah (kemuliaan) Al-Qur'an yang seharusnya dijunjung tinggi, dan dengan alasan HAM sehingga setiap orang bebas berperilaku sesuka hatinya.
Padahal, seharusnya sikap kita sebagai Muslim saat mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an, adabnya yaitu diam mendengarkan atau lebih baik lagi jika kita merenungkan ayat yang dibacakan tersebut. Bukannya memberikan saweran seperti kejadian diatas. Jika ini dibiarkan khawatirnya akan menimbulkan sikap acuh terhadap ayat Al-Qur'an itu sendiri. Jangan sampai kita kalah dengan bangsa jin dalam adab mendengarkan Al-Qur'an.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ
قَالُوا أَنْصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ
Artinya : "(Ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Nabi Muhammad) sekelompok jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an. Ketika menghadirinya, mereka berkata, “Diamlah!” Ketika (bacaannya) selesai, mereka kembali kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan." (QS. Al-Ahqaf [46] ayat 29)
Disaat pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an seharusnya menjadi moment yang sakral, namun sebaliknya justru karena hal ini menjadi bahan gelak tawa juga teriakan-teriakan jama'ah, sungguh bentuk desakralisasi terhadap Al-Qur'an. Mirisnya, saat kejadian itu berlangsung tidak ada panitia yang melarang ataupun mencegahnya.
Dalam Al-Qur'an, sudah dijelaskan bagaimana seharusnya sikap kita ketika mendengarkan ayat-ayat suci-Nya tengah dibacakan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya : "Jika dibacakan Al-Qur'an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati." (QS. Al-A'raf [7] ayat 204)
Allah menurunkan Al-Qur'an melalui perantara Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, agar seluruh manusia senantiasa menjadikannya sebagai pedoman hidup dan petunjuk dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan. Seumpama ketika kita membeli barang elektronik, disertakan pula dengan buku petunjuk penggunaannya. Begitupun dengan manusia, sangat mustahil jika Allah membiarkan kita hidup tanpa ada tujuan maka Allah sertakan buku petunjuk untuk kehidupan kita yaitu Al-Qur'anul Karim. Dan saat ini umat membutuhkan institusi pelindung yang mampu memuliakan Al-Qur'an juga penerapannya dalam kehidupan secara kaffah (menyeluruh). Namun, hal ini hanya akan terwujud ketika umat memiliki daulah Islamiyyah.[]
Wallahu'alam bishshawwab
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.