Suarakuningan.com –Didi Irawadi Syamsudin, SH., L.LM, Anggota DPR-RI Jabar X Fraksi Demokrat) menggandeng Bank Indonesa (BI) Perwakilan Cirebon mengadakan Diskusi Publik “Pengendalian Inflasi Daerah” di Aula Balai Desa Cikadu Kecamatan Nusaherang Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Sabtu (21/10/2023).
Diskusi Publik ini merupakan bentuk kemitraan BI dengan DPR RI dalam upaya membeikan edukasi mengenai inflasi daerah dan bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya mengendalikan inflasi daerah.
Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Nusaherang M.Reza,S.STP,MSi, Kades Cikadu H. Ucup Kusmara BAE, Perwakilan Polsek Kadugede dan Babinsa Koramil 1502/Kadugede Sertu Vikaris Nonis, Koordinatorr Rumah Aspirasi Kang Didi Irawadi / Pimpinan Ponpes Almalikul Karim Cikadu Kiai Ahmad Syafei Kegiatan diikuti oleh para pelaku usaha makro kecil menengah, warga masyarakat dan pemerintah desa.
Dalam paparan yang disampaikan Perwakilan BI Cirebon, Hestu Wibowo bahwa Ketidakpastian perekonomian global masih berlanjut di tengah kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi.
Pertumbuhan PDB Dunia Inflasi Global Suku Bunga Kebijakan Global
“Pertumbuhan ekonomi global 2023 diprakirakan tetap sebesar 2,7% dengan kecenderungan ekonomi Tiongkok yang melambat dan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat. Inflasi di negara maju masih tetap tinggi karena berlanjutnya tekanan inflasi jasa, keketatan pasar tenaga kerja, dan meningkatnya harga minyak. Perkembangan tersebut mendorong tetap tingginya suku bunga kebijakan moneter di negara maju, terutama Federal Funds Rate (FFR) AS, yang mengakibatkan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” paparnya.
Hestu menjelaskan Perekonomian ekonomi Indonesia tetap baik ditopang oleh permintaan domestik. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran proyeksi pada 4,5 – 5,3%. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh kuat sejalan dengan keyakinan masyarakat yang masih tinggi, termasuk generasi muda yang meningkatkan konsumsi jasa. Hasil survei Bank Indonesia terkini juga mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut, seperti keyakinan konsumen yang tinggi, penjualan eceran yang positif, indikator dini Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang berada di zona ekspansi, serta penjualan semen yang meningkat.
Untuk Wilayah Cirebon, Kota Cirebon pada bulan September 2023 mencatatkan inflasi bulanan sebesar 0,18% (mtm), sedangkan inflasi secara tahunan tercatat sebesar 3,07% (yoy). Inflasi Kota Cirebon sudah berada dalam tren penurunan dan kembali berada pada sasaran target inflasi. Adapun komoditas yang seringkali menjadi penyumbang inflasi tertinggi didominasi oleh kelompok bahan makanan, khususnya komoditas pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, aneka cabai, dan bawang merah.
“Sederhananya, inflasi tertinggi disebabkan karena kebutuhan bahan makanan terus meningkat sedangkan pasokan terbatas. Oleh sebab itu, masyarakat dapat turut serta secara langsung mengendalikan inflasi daerah ini dengan berusaha meningkatkan ketersediaan pasokan bahan makanan tersebut,” ajaknya.
Bank Indonesia mendukung pengendalian inflasi dari sisi penawaran sejalan dengan arahan Presiden RI dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 yang ditindaklanjuti dengan inisiasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang di launching pada Agustus 2022
Pelaksanaan Operasi Pasar/ Pasar Murah/ SPHP sebanyak 55 kali di 38 lokasi oleh TPID Ciayumajakuning. 20 diantaranya telah bersinergi dengan GNPIP. Secara umum pelaksanaan program operasi pasar/pasar murah telah secara intensif dilakukan di wilayah Ciayumajakuning khususnya pada masa menjelang HBKN dengan fokus pada ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga di masyarakat.
Dengan memperhatikan arahan Presiden pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2023 terkait optimalisasi upaya pengendalian inflasi melalui intervensi pasar guna mengurangi gejolak harga komoditas pangan terutama beras, dan penguatan cadangan pangan daerah, termasuk pengaturan penyalurannya. Maka sampai akhir tahun 2023 perlu dilakukan Intensifikasi Operasi Pasar dan Pasar Murah.
Fokus Komoditas untuk Operasi Pasar/Pasar Murah saat ini adalah Beras yang tengah menjadi isu nasional.
Kang Didi Irawadi menyampaikan bahwa upaya untuk mengendalikan inflasi ini juga dengan adanya peran masyarakat khususnya petani dan pelaku UMKM untuk lebih meningkatkan produksi yang berdampak langsung pada ketersediaan pasokan kebutuhan utama masyarakat.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.