Oleh Ummu Syafira
Aktivis Muslimah
Perang yang terjadi antara Palestina-Etnis Yahudi yang masih berlangsung hingga saat ini berbeda dengan penjajahan-penjajahan di negara lainnya, ini jauh lebih kejam, licik dan mengerikan.
Biasanya tujuan sebuah negara yang menjajah di negara lain adalah mengeksploitasi SDA serta SDM nya dan hanya mengirim tentara atau pasukan mereka. Tapi yang terjadi di Palestina tidak seperti itu, yahudi mengirimkan tentara sekaligus warga sipil ke Palestina, karena mereka berniat untuk merampas, mengambil tanah dan rumah warga bahkan seisinya agar mereka bisa tinggal disitu selama lamanya dan mengusir masyarakat asli.
Tidak hanya itu, zionis pun merusak dan membatasi penyaluran listrik, air, dan akses masuk ke Palestina khususnya di wilayah Gaza yang jadi bulan bulanan blokade, bahkan menutup sekeliling akses Palestina baik dari darat maupun laut dengan tembok yang menjulang tinggi yang dilengkapi dengan alat alat deteksi agar masyarakat Palestina tidak bisa keluar dan sulit untuk menyerang balik.
Akibatnya, kebebasan masyarakat dibatasi, sehari-hari mereka tidur dalam ketakutan, karena sewaktu-waktu para penjajah bisa saja mengetuk pintu mereka, membombardir kapanpun, banyak rakyat yang merasakan kelaparan karena sulit nya logistik yang masuk, alhasil mengharuskan masyarakat untuk mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi dan rumput yang tumbuh di tanah Palestina.
Tidak hanya itu , di Palestina pun kini sulit mendapatkan akses internet serta semakin krisisnya obat-obatan dan bahan bakar. Bahkan tindakan operasi para tim medis dilakukan tanpa obat bius dan dilakukan dengan penerangan yang sangat terbatas. Sungguh sangat tidak manusiawi.
Jika kita tarik kebelakang sebelum terjadinya perjanjian Sykes-picot (nama dari komandan Inggris dan Prancis) pada tahun 1917 yang mana pada saat itu jumlah populasi yahudi tidak lebih dari 3% di Palestina dan 97% nya adalah penduduk asli palestina yang didalamnya termasuk agama Islam, Kristen maupun Yahudi yang hidup berdampingan, sangat damai dan tidak ada konflik,semua terjaga dan terpelihara oleh kesultanan Turki Utsmani.
Pada saat perjanjian inilah menghasilkan kesepakatan antara inggris dan Prancis untuk membagi wilayah khususnya daerah Utsmani kemudian melahirkan mandat pada tahun 1920 yang melegalisasi inggris untuk menjajah palestina, dan kemudian mulailah inggris membuka akses-akses imigrasi ilegal agar yahudi bisa masuk ke wilayah Palestina.
Kemudian inggris menyerahkan penyerangan tersebut kepada israel pada tahun 1948, yang kemudian mereka nobatkan sebagai hari kemerdekaan Israel.
Maka semakin meluaslah wilayah yang mereka rampas dan semakin meningkat pula populasi Yahudi di Palestina.
Dari sini jelas bahwasanya ini merupakan suatu entitas yang tadinya tidak ada menjadi ada, yang tadinya tidak eksis menjadi eksis , tidak lain dengan cara yang licik dan berbagai macam kekerasan sekalipun itu bertentangan dengan hukum yang berlaku di dunia. Mereka mengusir warga Palestina yang tadinya sudah eksis, tenang, hidup nyaman dan damai, mengalami berbagai macam kekerasan,pengusiran, pembantaian, bahkan pengeboman yang memaksa warga Palestina (warga pribumi) untuk meninggalkan tanah dan wilayah tempat tinggal mereka , yang kemudian diisi oleh orang-orang yahudi.
Tapi sangat disayangkan, di zaman sekarang banyak dari Kaum Muslimin telah melenceng dari kebenaran dalam memahami akar masalah ini.
Padahal tanah Syam adalah tanah suci yang diberkahi oleh Allah, dan merupakan kiblat pertama umat Islam.
Dari sinilah menjadi dasar bahwa masjid Al Aqsha adalah milik umat Islam, bukan hanya milik Palestina. Sehingga umat Islam seluruh dunia wajib membela dan melindunginya dari ancaman zionis Yahudi, khususnya para penguasa muslim.
Banyak faktor Abainya umat Islam terhadap perang ini, salah satunya adalah dan masuknya pemikiran barat ke dalam diri umat Islam.
Penguasa media saat ini adalah kaum kafir barat, yang sudah jelas tidak menginginkan Islam berjaya dan kembali bangkit. Dengan ini, mereka bisa leluasa menebarkan berita palsu, menebarkan pemahaman yang bathil , memutar balikkan fakta yang terjadi dan membanned akun-akun umat islam. Bahkan baru-baru ini ramai masuknya antek-antek Israel ke Indonesia yang mengaku lahir di Palestina dan besar di Israel, yang kemudian dia berdalih memberikan pemahaman bahwa masalah Palestina-Israel adalah masalah yang rumit, bukan masalah agama melainkan masalah politik antara Hamas dengan Israel yang seakan-akan membawa pengaruh agar negara atau masyarakat selain kedua pihak itu tidak perlu ikut campur apalagi membantu Palestina.
Tidak hanya dalam sosial media, namun gaya hidup ala kapitalisme pun turut menghilangkan semangat juang kaum muslim, banyak yang tergiur dengan harta, tahta, dan kesenangan dunia. Sehingga muncullah penyakit Al-Wahn (Cinta dunia dan takut mati). Tujuan hidupnya hanya untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya pemuas kebutuhan jazadiyah, Islam diambil hanya sebagai ilmu, bukan diterapkan sebagai pandangan hidup sebagaimana seharusnya.
Semua ini adalah proyek besar yang diharapkan para zionis penjajah, serta menggoyahkan iman umat islam, yang pada akhirnya bisa membuat umat terpecah belah, kehilangan keseimbangan sehingga berjalan limbung bahkan keluar dari jalan yang lurus, dan membuat umat menjadi menutup mata, memekakkan telinga, serta tak perduli lagi terhadap kekejaman Israel ini.
Lantas apa yang bisa kita dilakukan? Dan siapa yang mampu dan berani melawan perang ini? Pertama, kita harus selektif dalam menerima dan menyampaikan informasi. Kedua membentengi diri dan pemikiran dengan ilmu serta tsaqofah Islamiyah agar tidak menjalankan perbuatan yang mengokohkan penjajahan. Ketiga hanya dengan sistem Islam yang dikomandoi Khalifah, sosok yang menjadi garda terdepan dan perisai bagi umat yang mampu mengerahkan para tentara dan kemampuannya untuk melindungi umat muslim di Palestina dan membela kesucian agamanya. Artinya, hanya dengan Jihad dan Khilafah penjajahan ini bisa dihentikan.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah yang artinya;
”Sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.”
(HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa'i)
Wallahu a'lam bishawab.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.