Suarakuningan.com – Lantunan dzikir menyebut asma Allah SWT bergema memenuhi aula Balai Desa Sindangagung, Sabtu (29/6/2024). Ratusan jemaah dan undangan mengikuti dzikir dalam rangka Hari Lahir ke-22 Majelis Dzikir Cahaya Hati 165 dan Hari Lahir ke-15 Padepokan Jatirasa 165. Usai dzikir, hadirin menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ketua Majelis Dzikir sekaligus Guru Besar Padepokan Jatirasa, Abi Lukman menyampaikan majelis menjadi media untuk meneguhkan aqidah melalui rutin menyebut asma Allah SWT.
“Kebiasaan dzikir secara rutin akan menanamkan ingatan menyebut asma Allah ke bawah sadar (subconsius) dan akan menuntun prilaku dan dorongan untuk beribadah dan berbuat baik serta besar peluang untuk di akhir hayat, kita menyebut Laailaahaillah. Karena jika tidak terbiasa menyebut asmaNYa melalui dzikir secara rutin, maka otak bawah sadar kita tidak merekam dengan baik,” paparnya.
Abi Lukman menambahkan,“Dengan jarangnya berdzikir, lalu hati jauh dari Allah, maka setiap menghadapi peroalan hidup akan terasa begitu membebani, dan enggan melaksanakan ibadah serta perbuatan baik.
Kang Haer, selaku Ketua Yayasan Cahaya Hati 165 yang membawahi Majelis Dzikir Cahayahati 165 dan Padepokan Jatirasa 165 menyampaikan bahwa yayasan didirikan setelah majelis makin bertambah jemaah dan berkembang. Untuk menaungi kegiatan majelis dan padepokan, dibuatlah yayasan.
Kang wawan selaku Ketua Padepokan menyampaikan bahwa terapi yang diajarkan oleh Guru Besar merupakan terapi terapi yang berdasar pada thibbun nawabi.
"alhamdulillah, selama 15 tahun 'digojlok' di padepokan banyak melahirkan metode metode terapi thibbun nabawi, juga dengan pengolahan energi, dan alhamdulillah telah banyak anggota padepokan yang telah mempraktekkan ilmunya dan memberi kontribusi bagi kesehatan masyarakat," ujarnya.
Kami berharap melalui terapi thibbun nabawi Padepokan Jatirasa 165 dapat istiqomah berkontribusi memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi sesama manusia.
Dalam bagian akhir, acara sosialisasi beragam terapi yang dilakukan oleh para terapis padepokan Jatirasa 165, para undangan dan hadirin bergiliran mencoba terapi. Kegiatan pelatihan terapi padepokan Jatirasa 165 ini dikatakan merupakan ekstra kulikuler (ekskul)nya jemaah Dzikir Cahaya Hati 165.
Dari 16 metode terapi diajarkan di Padepokan Jatirasa 165, yang ditampilkan pada acara harlah diantaranya terapi bekam, terapi kretek, terapi barqun, terapi bakar, terapi listrik, hypnotherapy dan Sufi healing.(red)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.