Suara Pembaca: Dalam Pilbup Kuningan Mendatang, Siapakah Jagoanmu?

Menjelang Pemilihan Bupati, di Kabupaten Kuningan, sudah mulai nampak banyak terpasang baligho cabub di tempat-tempat strategis, akan tetapi jika ditanyakan kepada masyarakat ;

".. Kenalkah mereka dengan calon pemimpinnya ?. Tau kah mereka bagaimana ketaatan dalam kehidupan beragama dari calon pemimpinnya ?, bagaimana kwalitas dan integritasnya ? apa saja prestasinya ? dsb  sebagai syarat untuk menjadi pemimpin yang baik.."

Jujur saja, Saya sendiri sebagai warga Kuningan asli yang bertempat tinggal di pusat kota Kabupaten Kuningan, jika ditanya hal itu terus terang tidak bisa menjawab, karena untuk calon Pemimpin Kuningan  ini baru tau dari baligho-baligho yang terpasang dipinggir pinggir jalan saja. Kemudian, bagaimana pula halnya dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan.. ? Mungkinkah mereka mengenal calon calon pemimpinnya ?

Jika demikian bagaimana kita dalam menentukan pilihan untuk memilih calon pemimpin terbaik dari pilihan yang ada..? Haruskah memilih secara tebak-tebakkan saja seperti membeli kucing dalam karung ??

Karenanya untuk meminimalisir resiko salah pilih pemimpin, yuk kita ambil langkah langkah sbb :

> Pelajari rekam jejaknya dari masing masing calon

> Lihat partai pengusungnya (yang paling tidak korup)

> Yang didukung oleh Ulama2 / Ustad  yang lurus dan bersih

> Yang tidak jor joran bagi2 uang, karena yang demikian itu sangat mungkin dia adalah calon koruptor. (Kalo perlu TERIMA uangnya dan TIDAK PILIH Orangnya).

Mudah mudahan dengan mengambil langkah langkah tersebut, akan dapat meminimalisir kesalahan dalam memilih pemimpin. Dan dapat memilih pemimpin terbaik dari calon yang ada.

Mengapa dalam memilih pemimpin harus ekstra hati hati..? 

 Karena salah milih pemimpin konsekwensinya dunia aherat.

Di dunia, akan membawa kepada kemadhorotan bagi masyarakat banyak. Dan di akherat akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah Swt. 

Oleh karena itu jika memilih pemimpin karena pertimbangan kepentingan duniawi (angpau, bisnis atau kedudukan) maka sangat besar kemungkinan salahnya, dan dosanya akan menjadi dosa jariah,  yaitu dimana setiap kebijakan dholim dari pemimpin yang kita pilih dan merugikan masyarakat banyak, maka dosanya akan mengalir juga kepada pemilihnya. 

Dan terlebih lagi, Nabi Muhammad Saw sudah menegaskan bahwa bagi mereka yang dengan sadar mendukung pemimpin dzolim, maka beliau tidak akan mengakui sebagai umatnya..

Mari kita renungkan dan pertimbangkan sungguh sungguh, (cek urang sunda mah, sing asak asaknya ngejo bising tutung tambagana, sing asak asaknya nempo bising kaduhung balukarna.. he..hee...) :

".. akankah kita menukar kepentingan akherat yang kekal abadi, dengan kepentingan duniawi yang tidak seberapa dan hanya sesaat..?? " 

(TH.200624).