Hot News
25 Agustus 2024

Matinya Naluri Keibuan





Oleh Mardiyah 
Aktivis Muslimah 

Seorang wanita yang baru melahirkan SS (27) ditangkap karena menjual bayinya seharga Rp 20 juta. Kejadian tersebut terjadi di Jl Kuningan kecamatan Medan Area Kota Medan Sumatera Utara. (Kompas.com 14/8/2024)

Kesulitan ekonomi  membuat SS hilang akal sehatnya dan mati naluri keibuannya. SS bertindak dan berpikir tidak selayaknya seorang ibu terhadap anaknya. Yang ada di benaknya bagaimana caranya mendapatkan uang dengan mudah. Cara berpikir seperti ini lahir dari sistem pendidikan sekuler, yang tidak mau aturan agama (Islam) dijadikan sebagai aturan kehidupan. SS berfikir pragmatis ketika sedang membutuhkan uang tanpa berpikir panjang bayinya dijual. 

Naluri sebagai ibu ingin  melindungi, menyusui, mendidik dan merawat bayi dinafikan. Hal ini seolah wajar terjadi di negara  berideologi kapitalis yang mengagungkan materi/ uang. Apalagi jika lingkungan keluarga/tetangga tidak mendukung SS, mungkin karena sifat individualistis atau sama-sama kondisi miskin.

Di negara yang menerapkan ideologi kapitalis kejadian miris seperti SS kerap terjadi karena negara
cenderung abai mengurus rakyat (miskin), lebih suka mengurus kesejahteraan oligarki. Karena investasi kaum oligarki/investor menghasilkan keuntungan sedangkan mengurus rakyat harus mengeluarkan dana. 

Negara juga gagal mengurus kesejahteraan rakyat, ini terlihat dari banyaknya pengangguran akibat PHK dan lain-lain. Akhir Juli 2024 Indonesia digelari juara pengangguran Asian versi infografis.okezone.com
Suami sangat kesulitan mencari nafkah buat keluarga, sementara ibu kurang wawasan keimanan dan ketakwaanya sehingga mudah saja melanggar syariat menjual bayinya. 

Fenomena ini pun menggambarkan gagalnya sistem pendidikan mencetak manusia berkarakter takwa.

Islam adalah agama yang sempurna, memiliki sistem pendidikan yang mampu membentuk seseorang berkepribadian Islam yaitu memiliki aqliyah Islamiyah atau cara pandang Islami dan pola sikap nafsiyah Islamiyah. Sehingga seseorang ketika akan melakukan apapun akan berfikir dahulu, apakah tindakannya akan mendatangkan keridhoan Allah atau sebaliknya.

Sistem ekonomi Islam mewajibkan pemerintah mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Rasulullah bersabda :"Pemimpin adalah penanggung jawab rakyat yang dipimpinnya dan kelak akan ditanya masalah kepemimpinannya." (HR Ahmad, Bukhari). 

Untuk mewujudkan kesejahteraan Islam membagi 3 Jenis kepemilikan, kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Negara menjamin keamanan kepemilikan individu seperti rumah, kendaraan, makanan maksudnya negara tidak akan melakukan perampasan terhadap hak individu. 

Kepemilikan umum meliputi sumber daya alam berupa barang tambang seperti emas, minyak bumi, batu bara, panas bumi, kekayaan alam yang ada di laut dan di hutan. Kekayaan alam yang merupakan kepemilikan umum ini wajib dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. 

Haram jika diserahkan pengelolaannya kepada pihak asing. Dengan pengelolaan oleh negara maka rakyat yang membutuhkan lapangan kerja akan terpenuhi. Lapangan kerja akan tersedia untuk rakyat dengan jumlah yang melimpah. Kemudian hasil pengelolaan kepemilikan umum ini digunakan untuk keperluan rakyat misalnya membiayai pendidikan dan kesehatan. Maka di negara yang menerapkan sistem Islam pendidikan untuk rakyat akan berkualitas dan gratis/dibiayai negara. 

Sedangkan kepemilikan negara adalah harta milik kaum muslimin yang pengaturan dan distribusinya dilakukan oleh negara. Negara akan membentuk baitul mal untuk keperluan ini. Yang termasuk kepemilikan negara adalah harta zakat, pajak dari kafir dzimmi yang hidup di negara Islam (jizyah),  ghonimah, pajak dari tanah yang ditaklukkan (kharaj) harta orang murtad, harta seorang yang meninggal dan tidak memiliki ahli waris, 

Demikian juga layanan kesehatan semua rakyat akan mendapatkan layanan kesehatan berstandar tinggi dan dibiayai negara dari pengelolaan kepemilikan umum.

Departemen penerangan di negara yang menerapkan sistem Islam akan membantu negara untuk membentuk karakter takwa pada rakyatnya. Demikian gambaran penerapan Islam Kaffah yang mensejahterakan rakyat, membentuk karakter takwa rakyatnya dan mengoptimalkan fungsi keluarga. 

Sebagaimana Allah jelaskan dalam Al-Qur'an :" Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami maka kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan." Surat Al-A'raf ayat 96.

Alangkah indahnya jika sistem ini diterapkan di tengah-tengah umat, baik muslim maupun non muslim akan hidup sejahtera sehat lahir bathin.

Wallahu alam bissawab.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Matinya Naluri Keibuan Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan