Oleh Mardiyah
Aktivis Muslimah
Puncak peringatan hari anak diadakan di Papua yang dihadiri presiden Joko Widodo dan ibu Iriana yang mengusung tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju", digelar pada tanggal 23 Juli 2024. (kompas.com 18 Juli 2024)
Peringatan hari anak dari tahun ke tahun hanya seremonial belaka tanpa perubahan berarti. Faktanya masalah anak terus bertambah. Ada anak yang menjadi pelaku judi online, anak broken home karena orang tua bercerai, anak korban KDRT, anak kurang gizi, stunting maupun anak yang tinggal di rumah tidak layak huni (kemiskinan).
Dikutip dari livefanpage suaramubaligoh ( 25 Juli 2024) :
"Meski sudah 79 tahun merdeka, anak-anak Indonesia masih menghadapi banyak masalah. Dalam catatan hari anak 2024 anak-anak Indonesia memiliki 7 persoalan serius :
Pertama masalah kesehatan, di Indonesia angka stunting di Indonesia mencapai angka 24,4%. Kedua kemiskinan, mencapai 26,16 juta jiwa atau setara dengan sekitar 9,59% dari total jumlah penduduk. Ketiga , kekerasan pada anak yang terjadi pada 2022 sebanyak 17.262 anak. Keempat ada 2,5 juta anak usia 7-12 tahun yang tidak sekolah. Kelima, pekerja anak. Keenam Pernikahan anak sebanyak 1,2 juta anak dan ketujuh ada 7.500 anak jalanan di metropolitan".
Solusi yang ditawarkan pemerintah masih solusi yang parsial dan tambal sulam. Belum sampai pada solusi yang menyelesaikan semua persoalan anak di Indonesia.
Orang tua khususnya ibu yang seharusnya memberikan pendidikan terbaik untuk anak anaknya justru memberikan contoh tak senonoh, ada ibu yang mencabuli anak laki lakinya, ada ibu yang membakar suaminya. Ini adalah teladan buruk dari sosok ibu sebagai pendidik dan merupakan gambaran yang buruk dari pendidikan keluarga. Peran ayah dalam mendidik anak juga tak seindah yang seharusnya, ada ayah yang membunuh istrinya sendiri karena stres/kalah judi online. Ada ayah yang mengajak bunuh diri bersama anak dan istrinya karena sulitnya ekonomi. Sistem pendidikan sekuler
hari ini justru gagal menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa.
Macam-macam solusi sudah diupayakan, namun tak kunjung terselesaikan secara tuntas. Sehingga penting untuk mencari solusi yang tepat dari Islam.
Sistem Pendidikan Islam mampu membentuk siswa yang bersyaksiyah Islam. Seseorang dikatakan bersyaksiyah Islam bila cara berpikir dan bersikapnya menggunakan cara pandang Islam (memiliki aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah). Generasi yang dihasilkan dari sistem pendidikan Islam adalah generasi Shalih-shalihah, cerdas, beriman dan bertakwa juga memiliki multi kecerdasan atau polymat.
Sistem ekonomi Islam mampu mensejahterakan rakyatnya dengan pengaturan kepemilikan umum yang khas cara Islam. Dimana harta kepemilikan umum itu harus dikelola oleh negara dan dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat.
Islam memandang penting keberadaan anak sebagai generasi penerus peradaban. Karena itu negara yang menerapkan idiologi Islam akan mengambil peran untuk menjamin pemenuhan kebutuhan anak, dalam berbagai aspeknya.
Negara seperti ini akan mewujudkan fungsi dan peran keluarga yang optimal maksimal dalam mendidik anak. Sehingga kita mengenal nama-nama sahabat yang cerdas, shalih shalihah, ulama dan cendekiawan, mereka juga termasuk pembela Islam yang terpercaya.
Berikut ini sebagian kecil pemuda remaja hebat yang dididik dengan idiologi Islam:
1. Ali bin Abi Tholib, anak paman Rosulullah, ahli strategi perang dan memiliki gelar Bahrul Ulum (lautan ilmu) yang kelak menjadi Kholifah yang ke-4.
2. Salamah bin Al-Akwa seorang anak ahli memanah yang selalu menyertai rasul dalam berjihad.3. Mus'ab bin Umair pemuda Mekah yang jadi duta Islam pertama ke Madinah.
4. Mu'adz bin Amir bin Al Jamuh, remaja sholeh berumur 14 tahun dan Muawwidz bin Afra remaja berusia 13 tahun tentara Rosulullah yang berhasil membunuh Abu Jahal pada perang Badar.
5. Zaid bin Tsabit, seorang anak cerdas sekretaris pribadi Rosulullah yang menguasai bahasa Ibrani hanya butuh waktu 2 pekan, menguasai bahasa Persia hanya 3 pekan.
Umat Islam punya sejarah gemilang dalam menyiapkan generasi shaleh bertakwa, berprestasi tinggi. Kalau kita menghendaki anak anak kita sehebat generasi emas jaman Rasulullah kita bisa meniru apa yang dilakukan Rosulullah dalam membina dan mendidik mereka.
Wallahu 'alam bishawwab.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.