Hot News
11 September 2024

Birokrat Or Birokrasi ?




Ika Candra Destiyanti

Dosen Psikologi Pendidikan

SuaraKuningan - Bisakah Bupati Kuningan terpilih dapat merepresentasikan birokrat yang tidak birokratis?  Pertanyaan  kritis ini menjawab tantangan pembangunan Kuningan  di masa depan. Kabupaten Kuningan dengan permasalahannya kemiskinan, pengangguran dan persoalan  sampah  menjadi PR prioritas bupati terpilih. pun dampak yang yang akan muncul dari Kebijakan yang di keluarkan.  


Angka Kemiskinan kabupaten Kuningan yang telah di laporkan badan statistik nasional Provinsi jawa barat durasi tahun 2021-2023 mempublikasikan angka kemiskinan kabupaten Kuningan,  terbesar kedua setelah indramayu sedangkan Tingkat Pengangguran  Terbuka (TPT) menduduki urutan keenam terbesar di jawa barat. Bisa di bayangkan Jika TPT Kabupaten Kuningan cukup tinggi bagaimana Tingkat pendidikan masyarakat Kuningan saat ini. 


Rata – Rata lama Sekolah yang telah dilaporkan BPS pun cukup mengkhawatirkan lebih rendah di banding jawa barat maupun nasional. Presentase tersebut menggambarkan rata rata lama sekolah Masyarakat Kuningan kisaran 7 hingga 8 tahun  atau hanya sampai bangku smp kelas 8 . 

Sedangkan dari aspek persoalan sampah Kuningan memproduksi sampah sebanyak 440 ton perharinya. Butuh pendekatan solutif berbasis teknologi untuk mengatasi persoalan sampah kedepannya. Dapatkah bupati terpilih dapat menawarkan pendekatan spasial maupun sectoral untuk menjawab tantangan tersebut? 


Pendekatan spasial dibutuhkan untuk mengatasi pengangguran di desa mapun kota. Dimana profesi termiskin yang di laporkan melalui  berita online bahwa profesi termiskin kabupaten Kuningan menempati pekerjaan di bidang pertanian dan Perkebunan. Perlu ada langkah strategis  dalam pengembangan sektor pertanian dan Perkebunan di desa desa mapun kecamatan.  


Pada pendekatan sectoral, bupati terpilih  harus memiliki intgritas diri  dalam penentuan wilayah ekonomi maupun produksi sehingga penggunaan PAD dapat di optimalkan dalam pembangunan Kuningan secara berkelanjutan. Namun dari berbagai persoalan dan Solusi di dalamnya dapatkan bupati Kuningan mengimplementasikan kebijakannya secara birokrat ? 


Jiwa birokrat  didambakan masyarakat modern yakni  layanan yang serba cepat dan tidak bertele tele, bebas pungli dan bekerja secara efektif sesuai jam kerja . maka teori max weber terkait birokrasi modern yang merepesentasikan pemimpin  yang memiliki karakter efektif, efisien, proaktif, profesional dan berintegritas menjawab persoalan Kuningan saat ini.


Mungkinkah 3 paslon kepala daerah dapat melakukan perubahan dalam hal Pertama.  Mengubah mind set dan culture set birokrat bahwa kepemipinan yang akan datang akan memberikan pelayanan prima , professional dan tanpa pungli. Kedua, Penyederhanaan SOP dan mempersingkat prosedur layanan sehingga jauh lebih cepat, tepat dan tidak berbelit-belit dan yang terakhir  Penggunaan teknologi informasi sehingga keluhan dapat ditanggapi secara real time , tepat dan cepat. 


Birokrasi  tradisional yang memiliki karakter  berbelit belit, memakan banyak waktu dan biaya yang besar perlu di singkirkan untuk mengatasi permasalahan krusial di kabupaten Kuningan.  Kuningan butuh calon pemimpin daerah yang focus pada kesejahteraan masyarakatnya. “Jaya Kuningan Jaya Masyarakatnya”


Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Birokrat Or Birokrasi ? Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan