Hot News
10 September 2024

Sejarah Awal Dukuhpicung: Bukbak Leuweung Jadi Huma

Lokasi Dukuhpicung yang dekat dengan Cisanggarung membuat daerah itu kemudian ditinggali secara permanen oleh para pahuma yang membuka hutan sebelumnya


Suarakuningan.com - Sejak ratusan tahun yang lalu, masyarakat Pasundan dikenal sebagai peladang. Mata pencaharian ini dikenal luas di tengah penduduk Sunda sebagai profesi ngahuma, yaitu berladang di tanah barat dengan padi huma. Menurut Jonathan Rigg (1862), padi huma terdiri dari sekitar 150 jenis yang dikenal dengan banyak nama dan sebutan.


Salah satu bukti bahwa masyarakat Sunda Kuna memiliki kebiasaan hidup dengan ngahuma adalah catatan tentang alat peladang yang disebutkan dalam mamuskrip Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian. Alat-alat yang dimaksud adalah kujang, patik, beliung, kored, dan sadap, yang memang umumnya dipakai oleh penduduk yang berladang.


Salah satu bukit di Dusun Mayung yang menjadi pusara terakhir tokoh historis masyarakat dan menjadi bukti dari fleksibilitas migrasi leluhur desa Dukuhpicung di masa lalu


Kegiatan ngahuma juga dilakukan oleh para penduduk Sunda yang tinggal di aliran Sungai Cisanggarung. Mereka tidak hanya mengolah lahan di sekitar Luragung dan Wilanagara, yang memang sudah dihuni sejak masa pra-Islam, namun juga di wilayah lain yang ada di sekitarnya, termasuk di antaranya di daerah yang sekarang dikenal sebagai desa Dukuhpicung.


Kedua desa itu dicurigai sebagai tempat bermula persebaran penduduk awal Dukuhpicung. "Persoalan jarak yang memungkinkan wilayah Dukuhpicung memiliki hubungan dengan Luragung dan Wilanagara, karena di masa lalu tampaknya orang-orang Sunda dari sana yang mengawali bukbak leuweung Dukuhpicung jadi huma," ujar Toto, peneliti sejarah desa tersebut.

Langgam nisan salah satu makam di makam Dukuhpicung ini memperlihatkan adanya pengaruh Banten di sana.


Sejak awal tahun ini, Pemerintah Desa Dukuhpicung memiliki program untuk meneliti sejarah desa. Untuk mewujudkannya, mereka bekerja sama dengan Pamanah Rasa Institute yang memiliki rekam jejak panjang dalam riset sejarah desa di Kuningan. "Kami sengaja menggandeng pihak luar karena kami ingin sejarah desa yang ilmiah dan akademis," kata H. Irianto, Kuwu Dukuhpicung.


Sehubungan dengan asal mula kegiatan huma di Dukuhpicung tersebut, Tendi mengungkapkan bahwa mata pencaharian utama penduduk Sunda tempo dulu adalah berladang atau ngahuma, baru kemudian bersawah. Tendi menyampaikan bahwa, "banyak bukti tertulis berupa manuskrip, mengisyaratkan bahwa tradisi ngahuma ini sudah dikenal di zaman Kerajaan Sunda bahkan sejak masa sebelumnya."


"Dari urang Sunda yang mulai membuka lahan huma, kemudian ada yang mulai tinggal menetap di sana, yang kemungkinan pemukiman pertamanya ada di sekitar dusun yang sekarang disebut Dukuhkulon. Pada masa setelahnya, pengaruh Islam dari orang Cirebon dan Banten kemudian masuk ke Dukuhpicung dan menghiasi perjalanan sejarah masyarakat," lanjut Tendi.


Kegiatan penelusuran sejarah desa Dukuhpicung dilakukan dengan metodologi sejarah yang menggunakan sumber data bervariasi, mulai dari data arkeologis, tertulis, kartografis, biografis, lisan, dan lain-lain. Hingga kini, penelitian tersebut masih berlangsung dengan harapan menghasilkan lembaran sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Sejarah Awal Dukuhpicung: Bukbak Leuweung Jadi Huma Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan