mantra cinta yang tercecer di atas daun talas,
bergoyang dzikir seiring hujan yang menipis
makna tak semuanya mencair, ada yang beku
ada pula yang jatuh diserap bumi
dan kembali ke hening antara warna jingga
langit yang mulai renta.
bisikan hampir terdengar mendesah
bersamaan nafas cakrawala
dengan ketinggian entah berapa mdpl
dan selimut kabut bergerak melantungkan
mantra cinta sepasang zaman
erat tak mau terlepas, membangun
ilustrasi abadi bak kuncup melati.
irama mistis dan aroma doa menjalari
tubuh, sampai semua terhanyut
terbawa arus deras dan pecahkan batu batu
dahan dahan kering mengiringi ritual
alam yang memanjatkan mantra cinta
kabut, gerimis, daun daun dan jejak
kemarin khusyu' menutup hutan
dengan wajah gelap karena matahari
segera pulang, dan pinus pun mematung
diam tak punya kata kata.
ruh desember 24 #mantracinta
puisi: luluhkan purnamaku
kontemplasi pagi
seirama sampai rumah.
tetapi ternyata...
ruang cinta.
batu uji
tanpa tawamu
semesta galaksi liar
48. al majiid (maha mulia)
renungan pagi : oleh ruh anto
ruh anto, lahir di sidoarjo 1964. suka terhadap berbagai dunia seni sejak masih sekolah (muda ). sempat belajar musik di yasmi ( yayasan musik indonesia ), dan menjadi guru privat clasic guitar dan belajar fotografi dari para master indonesia. juga sempat membuka class terbuka untuk fotografi di sela kesibukan sebagai partner perusahaan jerman.
membaca menjadi hobi sejak nongkrong di bengkel muda surabaya dan tergabung di fass ppia (forum appresiasi sastra surabaya indonesia amerika 1986 - 1990 an ) yang saat itu dimotori bapak rudi isbandi dan aming aminoedhin.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.