Hot News
3 Januari 2025

Bencana, Saat Tepat untuk Muhasabah




Oleh Mardiyah Pendidik di Sekolah Anak Tangguh/SAT Pesantren Al-Mustanir Kuningan

Hujan yang terjadi terus menerus sering kali menyebabkan bencana banjir maupun tanah longsor. Kali ini warga Sukabumi yang kebagian bencana.

Menurut Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menuturkan bahwa, penyebab banjir Sukabumi dikarenakan pendangkalan sungai Cipelabuhan. ( Jawapos.com 7/12/2024)

Penyanyi Ebit G Ade mengingatkan, sesungguhnya bencana yang terjadi itu karena kita selalu berbuat salah. Melawan perintah sang Maha Pencipta.

Mungkin Tuhan mulai bosan.
Melihat tingkah kita Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.
Atau alam mulai enggan.
Bersahabat dengan kita.
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.


Bisa dipahami kalau bencana alam bukan sekedar karena hujan yang terus menerus, atau karena pendangkalan sedimentasi sungai seperti yang dipaparkan Wakil menteri. Tetapi lebih tepatnya karena pengelolaan alam tidak sesuai kehendak-Nya.

 

Pengelolaan SDA Berbasis Kapitalisme

Kapitalisme, sistem yang mengatur kehidupan saat ini memang mengelola sumber daya alam dengan tidak memperhatikan keseimbangan alam dan kebutuhan rakyat.

Eksploitasi sumber mata air oleh perusahaan air minum misalnya mengakibatkan penduduk sekitar mata air tidak mendapatkan air. Padahal air merupakan kebutuhan dasar.

Demikian pula dengan penambangan batubara.  Dari segi kesehatan dampak dari penambangan batubara bisa memunculkan gangguan pernapasan pneumokoniosis, asbestosis, dan silikosis.

Sementara dampak kepada lingkungan bisa mempengaruhi perairan di permukaan atau bawah tanah. Aktivitas tambang batubara bisa menghasilkan banyak bahan kimia berbahaya yang meracuni perairan.

Disamping itu juga bisa menyebabkan erosi, menghapus ekosistem keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang kehilangan habitat, serta transfer racun di rantai makanan.

Dalam tataran kebijakan, pemerintah lebih mengutamakan kepentingan pengusaha/oligarki dalam pengelolaan SDA. Maka tidak heran banyak terjadi penggusuran lahan milik rakyat untuk kepentingan perusahaan/oligarki.

Pengelolaan Sumber Daya Alam saat ini memperkuat kesan penganiayaan terhadap hak-hak masyarakat terutama komunitas adat dan pekerja. Selain itu juga menimbulkan kesenjangan ekonomi dan sosial.

 

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Islam

Allah berfirman dalam Al-Qur'an :"Milik Allah segala apa yang ada di langit dan di bumi..." (Qur'an Surat Al-Baqoroh  184).

Manusia sudah diberikan kepercayaan oleh pencipta alam semesta untuk mengelola bumi dan seisinya berdasarkan ketentuanNya. Termasuk didalamnya mengelola sumber daya alam.

Kepemilikan dalam sistem Islam diatur dengan jelas dan tegas.  Kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Negara memberikan jaminan keamanan atas kepemilikan individu.

Negara tidak akan menyerahkan kepemilikan individu untuk kepentingan pengusaha atau oligarki. Demikian pula dalam hal kepemilikan umum. Syariah Islam telah mengharamkan kepemilikan umum dikelola oleh swasta.

Kepemilikan umum wajib dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat semisal pendidikan,  kesehatan, atau untuk membangun fasilitas umum seperti jalan raya, mesjid dan lain-lain.

Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) dalam sistem Islam berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

Pertama khalifah adalah kepala negara dalam sistem Islam, beliau yang bertanggung jawab sebagai pengelola dan pemelihara Bumi (QS. Al-Baqarah: 30); Kedua
Stewardship yaitu penatakelolaan sumber daya alam untuk kepentingan semua makhluk (QS. Al-An'am: 165); Ketiga keseimbangan. Menggunakan sumber daya alam secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan generasi mendatang (QS. Al-A'raf: 31);
Keempat keadilan, Pembagian SDA secara adil dan merata (QS. Al-An'am: 165).

Manfaat pengelolaan sumber daya alam oleh sistem Islam yaitu;Keseimbangan lingkungan, dengan keseimbangan akan mampu mengurangi kerusakan lingkungan;
Keadilan akan lebih merata;
Pertumbuhan ekonomi akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan;Kualitas hidup masyarakat akan meningkat.

Datangnya bencana adalah saat yang tepat kita melakukan evaluasi, muhasabah, agar kita kembali pada tatanan aturan yang lebih adil, lebih berpihak kepada rakyat kecil.

Tata kelola sumber daya alam yang tepat hanya mampu dilakukan oleh sistem Islam. Karena Islam itu solusi, adil, mampu membangun tanpa merusak sehingga bencana dapat diminimalisir.

Sungguh benar firman Allah dalam Al-Qur'an : " Apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka akan kami berikan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi ternyata kebanyakan manusia mendustakan ayat-ayat Kami, maka kami siksa mereka sesuai apa yang mereka kerjakan." ( QS Al Araf 96). Wallahu 'alam bishowab.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar...
- Harap sesuai dengan Konten
- Mohon Santun
Terimakasih Telah Memberikan Komentar.

Item Reviewed: Bencana, Saat Tepat untuk Muhasabah Rating: 5 Reviewed By: SuaraKuningan