Identitas Diri

Vera Verawati Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, suku, agama, bahasa dan buday...

Puisi: Ular-Ular itu

oleh : Vera Verawati Menggeliat, panjang, dengan warna belang antara hitam dan kuning. Sebagian besar dan ada yang masih bertumbuh. Ada juga...

Peran TBM Dalam Mengenali Potensi Anak-Anak

  Vera Verawati Anak-anak adalah harta yang paling berharga,  semakin membanggakan ketika anak-anak memberikan prestasi dari berbagai bida...

Puisi: Ranjau (Bendera Tengkorak Bersilang)

  Vera Verawati Degup jantung serasa terhenti, peluh deras membanjiri.  Zig zag, lurus atau silang dengan kode yang tak terbaca. Nyawa seper...

Tentang Hati dan Rahasia

Vera Verawati Apa yang perlu dipertanyakan pada hati? Sesuatu yang paling tersembunyi dan hanya hati yang tahu juga Tuhan. Biarkan wajah t...

Menjaring Rasa Kembali Ke Asa

Catatan Aktifis Sosial ( Hary Sandi ) Dalam Menyelamatkan Orang Dengan Ganggguan Jiwa di Jalanan Oleh : Vera Verawati Pekerjaannya sebagai t...

Puisi: Ramaikan Petasan

Vera Verawati Boom Tanpa komando, sulut saja sumbunya Dengan sedikit api Dan ledakan dimana-mana Hayya alassolaah Hayya alassolaah Gema itu ...

Puisi: Panggung Sandiwara

Terlahir dengan kertas tanpa noda Waktu bergerak menggurat kisah Keserakahan Kesombongan Kemunafikan Menjadi ulama yang menjual belik...

Cerpen: Pondok Bambu

  Oleh : Vera Verawati Tubuh terbaring lemah bagai tak bertulang, waktu menggerus setengah kekuatan dari hidup yang telah dilalui. Rambut ...

Cerpen “ Break “

“ Break,“ katamu tiba-tiba “ Jika itu solusi terbaik,“ jawabku dengan perasaan berkecamuk Lagi-lagi perbincangan itu berakhir pada titik kul...

Puisi: Satu Jalan Menuju Pulang

Vera Verawati Ciap anak burung terjatuh tepat di pangkuan, lelaki itu penuh kasih menyentuh, berjalan mencari dimana letak sarang. Tepat p...

Kreasi Tong Sampah Ide Posrem

  Vera Verawati Kemeriahan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 serentak ada dimana-mana. Bukan saja luar negeri tapi juga hingga pel...

Puisi: Sepucuk Surat yang Kurindu

  Vera Verawati Andai, beranjaknya waktu tidak berikut peradabannya. Mungkin saat ini aku masih senang menikmati sejuknya pagi oleh gemeri...

Puisi" Wabah Dunia

Berkabar wabah mendunia, Saling tunjuk bertanya salah siapa ??? Bermula, Dilumat keserakahan... Setiap binatang menjadi santapan Tak ...

Puisi: Panggilan Terakhir

  Vera Verawati                   Suara merdu binatang malam, satu dua masih terdengar, sisanya turut lelap bersama para pemimpi. Sayu...

Puisi: Dialog Hening

  Oleh : Vera Verawati    Rembulan bulat sempurna, raut wajahnya sendu, leher jenjangnya terlilit syal lembut dari sutra kabut. Pandang berp...

Puisi: Hari Puisi (akrostik)

Vera Verawati Hai penyair, Anggur bergugur bak rindu luruh Rindang asa tertambat baris kata Indah untaian syair umpama berlian dileh...

Puisi: Orasi

 Vera Verawati   Berteriaklah yang keras, selama kau bisa. Satu kursi disiapkan untukmu. Di gedung itu, dengan kursi selembut kulit nona d...

Puisi: Bahasa Penari

Vera Verawati “Ijinkan aku menari.” Lelaki berwajah keras itu tajam memandang, pemuda dengan bahu kokoh dan warna kulit gelap menjadikannya ...

Puisi: Orasi Bendera

Vera Verawati                                 Sayup lonceng peringatan berbunyi, bisik-bisik masa bakti hampir habis. Kasak-kusuk mulai ...